Tujuh dari Sepuluh Orang Curhat di Jejaring Sosial



Tujuh dari Sepuluh Orang
Curhat di Jejaring Sosial

Situs jejaring sisoal bukan hanya menjadi media pertemanan, pengguna juga menggunakan fungsinya sebagai cara mencurahkan isi hati. Facebook dan Twitter, dua jejaring sosial ini sering kali dipakai untuk menyampaikan keresahan, bahkan juga mencela orang lain. Hal ini merupakan sebuah penelitian baru, dilansir Times of India.

Menurut hasil survei, tujuh dari sepuluh orang menggunakan jejaring sosial sebagai tempat mencurahkan isi hati. Jejaring sosial dinilai sebagai cara terbaik untuk mendapatkan perhatian. Saat seseorang memperbarui status, sebenarnya mereka ingin mendapatkan simpati dari orang lain.

Survei yang dilakukan oleh televisi swasta di Amerika Serikat pada 2000 orang ini, lebih banyak mengeluarkan keresahan yang cenderung negatif.

Sekitar 52 persen responden curhat untuk mendapatkan simpati dari orang lain, sedangkan 30 persen ingin meluapkan kemarahannya karena cemburu, dendam dan iri hati. Satu per tiga dari orang Inggris mengatakan, penipuan, pencurian, asusila oleh orang lain merupakan sesuatu yang layak untuk diungkapkan.

Survei juga menunjukkan bahwa orang lebih banyak mencurahkan masalah mereka terkait dengan sahabat, pacar, rekan kerja dan atasan.

“Meski tampak berbahaya, hasil studi ini tidak mengejutkan bagiku. Kita pun tahu banyak orang yang mengekspresikan kemarahan dan frustrasinya di jejaring sosial, baik itu bankir, politikus, maupun artis,” kata Kepala Jurusan Psikologi Universitas London, Frank Webster.

Webster mengatakan, cara ini sebetulnya tidak baik, justru akan menciptakan lingkungan masyarakat yang dingin dan suka main belakang. “Kita bisa saja curhat dengan akun palsu untuk melampiaskan kekesalan. Namun, itu semua tidak baik,” ujarnya. (lp/mba)

Tanya Jawab


Salam psikologi…
Saya seorang mahasiswi psikologi..
ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan kepribadian,,
saya punya masalah yang menurut saya sendiri itu rumit untuk dipahami, saya sering tiba-tiba bad mood, saya juga sangat cuek, saya juga sulit konsentrasi dan mudah sekali bosan, apakah saya menderita sesuatu dan bagaimanakah solusinya?? sangat berterima kasih atas bantuannya..

Jawaban:

Dear E,

Gangguan atau masalah emosi (atau mood) yang Anda rasakan saat ini mungkin saja disebabkan banyak hal yang terjadi (di rumah, kampus, atau di mana pun) tidak sesuai dengan keinginan, sehingga pada akhirnya membuat Anda menjadi bad mood. Setiap kali mood Anda berubah menjadi tidak baik, segera cari tahu penyebabnya. Ketika Anda mengetahui penyebabnya, sebaiknya Anda tidak hanya memikirkan sisi negatifnya saja. Anda perlu segera mencari tahu langkah yang dapat dilakukan atau mencari hikmah dibalik masalah yang Anda alami. Dengan demikian, Anda tidak hanya terpaku dengan hal yang membuat Anda bad mood.

Jika Anda merasa sulit berkonsentrasi, dapat disebabkan oleh sifat Anda yang sangat cuek dan mudah bosan. Oleh karena itu, hal yang sedang Anda lakukan atau hal yang sedang terjadi di lingkungan sekitar, kurang Anda perhatikan dengan konsentrasi penuh. Anda cenderung mengharapkan sesuatu hal yang sangat menyenangkan dan dapat membuat mood Anda selalu baik. Padahal, tidak semua hal dapat terjadi sesuai dengan keinginan kita.

Yang perlu Anda tingkatkan dalam diri Anda, yaitu menerima setiap hal yang terjadi dengan lapang dada. Apabila Anda ingin mendapatkan hasil yang maksimal (atau sesuai dengan keinginan Anda), maka Anda harus berusaha keras mewujudkannya atau bahkan Anda perlu terlibat (berpartisipasi) di dalamnya. Kemudian, untuk meningkatkan konsentrasi, Anda dapat belajar sedikit demi sedikit untuk bertahan ketika sedang membaca, belajar, mendengarkan kuliah, dan sebagainya. Misalnya, mematikan alat komunikasi, mencari tempat dan waktu belajar yang tenang (di rumah), mencari posisi duduk yang nyaman atau jauh dari teman yang mengganggu konsentrasi Anda. Ketika Anda mulai bosan, ketahanan dan keteguhan hati sangat diperlukan, yaitu berkomitmen untuk tetap konsentrasi dan mensugesti diri Anda bahwa hal yang Anda dapatkan pasti berguna untuk diri Anda di kemudian hari.
Selamat mencoba, E!

Ternyata, Kepribadian Mempengaruhi Berat Badan


Ternyata, Kepribadian Mempengaruhi Berat Badan

Ternyata ciri-ciri kepribadian seseorang dapat berhubungan dengan berat badan dan indeks massa tubuh. Kesimpulan ini dipublikasikan dalam Journal American Psychological Association (APA), Psikologi Kepribadian dan social dikutip dari Science Daily.
Penelitian yang dipimpin oleh R. Angelina Sutin, PhD ini menyebutkan, orang dengan ciri-ciri kepribadian neurotisisme (ketidakseimbangan mental menyebabkan stress) yang tinggi cenderung kehilangan berat badan sepanjang hidup mereka. Sedangkan kepribadian impulsif (emosi tidak stabil) yang tinggi dapat mempengaruhi mereka untuk mengalami kelebihan berat badan.
Untuk mempertahankan berat badan yang sehat, biasanya perlu untuk memiliki pola makan yang sehat dan program berkelanjutan dari aktivitas fisik. Semua membutuhkan komitmen dan kontrol diri, yang mungkin sulit bagi individu yang punya kepribadian sangat impulsif.
Meskipun berat badan cenderung meningkat secara bertahap sepanjang usia, kenaikan berat badan yang lebih besar terjadi pada mereka yang berkepribadian impulsif.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa orang impulsif rentan pada pola hidup seperti makan berlebihan dan mengkonsumsi alkohol. Pola-pola perilaku seperti ini dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan dari waktu ke waktu.
Diharapkan dengan lebih jelasnya identifikasi antara kepribadian dan kecenderungan obesitas, perawatan medis dan psikologis lebih disesuaikan lagi untuk masyarakat. Terapi dengan mengutamakan pola hidup dan olahraga mungkin lebih efektif untuk mereka yang ekstrovert daripada introvert.