Dia



Dia tuhan...





Q tak mengerti mengapa Q selalu memikirkan nya,


tanpa Q sadari Q tlah menyakiti nya,
menarik ulur hati nya,

Q jg tak mengerti Tuhan,
Apa Q mencintai nya,
Atau hanya sekedar mengagumi nya ???

Bantu Q tuhan . . .
Bantu Q tunjukan pada qu
Apakah ia seseorang yang pantas untuk Q cintai


tp rasa ini smua tak tepat tuhan
Q tlah memiliki seseorang yang sgt sayangi
Rasa ini tak pantas tumbuh
tetapi rasa ini jg tak bisa Q musnahkan begitu saja

makalah Psikologi Sosial "Individu dalam kelompok"



PSIKOLOGI SOSIAL
“ Individu Dalam Kelompok”
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama : Merry Aristha
Kelas : PS 11
NIM : 12181004
Fakultas : Psikologi




Kata Pengantar

            Segenap rasa puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan bagi kami sehingga kami dapat termotivasi dan diberikan kesehatan untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang psikologi social uang bertema Individu Dalam Kelompok.
            Kami Menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna  tidak terlepas dari kekurang. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen pembimbing mata kuliah, teman, maupu pembaca lainnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan bagi setiap yang membacanya.

Palembang,   Mei 2013

                                                                                                      Penulis







DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………….…...     i          
Kata Pengantar ...................................................................................................     ii
Daftar Isi ..............................................................................................................     iii
BAB I      PENDAHULUAN ..............................................................................    1          1.1       Latar Belakang .............................................................................       1
            1.2       Rumusan Masalah .......................................................................      1
            1.3       Tujuan penulisan ………………………………………….…….      1
BAB II     PEMBAHASAN................................................................................      2
            2.1       Definisi Kelompok  ………………………….…………….……      2
2.2       Proses dan Pembentukan Kelompok………………..………..….     3
2.3        Manfaat Kelompok Bagi Inividu …………...……………….….      4
2.4        Alasan Kelompok Bergabung Didalam Individu …..……….….      5
2.5        Komponen Utama Kelompok …..……….………………………     5
2.6               Pengaruh Kelompok Terhadap Tingkah Laku Individu ……..….     9

BAB III    PENUTUP………………………………………………………….      10
3.1               Kesimpulan ………………………………………………………    10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….     11


BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar belakang
Kita semua adalah anggota kelompok yang pengaruhnya sangat besar dalam hidup. Kebutuhan akan kelompok semakin hari semakin nyata. Terbukti bahwa makin banyak organisasi yang tumbuh. Disamping makin banyak jumlahnya, juga makin spesifik, baik dalam bentuk maupun aktifitas dan tujuannya.
Kelompok adalah agregat sosial dimana anggota-anggota yang saling tergantung, dan setidak-tidaknya memiliki potensi untuk melakukan interaksi satu sama lain. Dengan demikian, mempelajari kelompok akan sangat berguna untuk memahami perilaku sosial.

1.2     Rumusan Masalah
Setelah melihat pernyataan diatas muncul pertanyaan di benak penulis yaitu :
1.            Apakah Pengertian Dari Kelompok ?
2.            Apakah Manfaat Kelompok Bagi Individu ?
3.            Apakah Alasan Individu Bergabung Didalam Individu ?
4.            Bagaimana Pengaruh Kelompok Terhadap Tingkah Laku Individu ?

1.3     Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1.   Untuk mengetahui Pengertian Dari Kelompok
2.   Untuk mengetahui Manfaat Kelompok Bagi Individu
3.   Untuk mengetahui Alasan Individu Bergabung Didalam Individu
4.   Untuk mengetahui Pengaruh Kelompok Terhadap Tingkah Laku Individu





BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Definisi Kelopok
Dalam kehidupan dapat kita amati dalam masyarakat terdapat adanya kelompok-kelompok  tertentu yang jumlahnya sangat banyak, kelompok satu dengan lainnya berbeda. Menurut Show (1979) kelompok  ialah “as two or more people who interact with and influence one other”, yakni satu atau dua orang yang anggotanya saling berinteraksi satu dengan yang lain, dan karenanya saling mempengaruhi. Menurut Baron,Branscombe,&Byrne kelompok yaitu Sekumpulan orang yang merasa terikat dalam unit koheren pada beberapa tingkatan. Menurut Vaughan & Hogg Kelompok yaitu Dua orang atau lebih yang berbagi definisi dan evaluasi yang serupa tentang diri mereka dan bersikap berdasarkan definisi tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut,dapat disimpulkan bahwa di dalam kelompok mempunyai hal-hal berikut :
1.         Sekelompok orang (dua atau lebih)
2.         Mempersepsi dan dipersepsi sebagai satu kesatuan
3.         Ada interaksi antaranggota
4.         Ada saling ketergantungan satu sama lain
5.         Memiliki tujuan bersama
6.         Anggota kelompok merasa dirinya sebagai bagian dari kelompok
Kelompok mempunyai ciri-ciri, yaitu tujuan, struktur, dan  groupness. Macam-macam kelompok, antara lain:
1.         Kelompok primer
Kelompok primer ialah kelompok yanng mempunyai interkasi sosial yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu dengan yang lain cukup baik. Kelompok ini juga sering disebut face to face group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan kelompok lain, sehingga para anggota kelompok satu sering bertemu dengan kelompok yang lain, sehingga para anggota kelompok salinng kenal mengenal dengan baik. Misal keluarga, kelompok belajar.


2.          Kelompok sekunder
Kelompok sekunder  ialah  kelompok  yang mempunyai interaksi yang kurang mendalam bila dibandingkan dengan kelompok primer. Hubungan antara anggota satu dengan yang kurang mendalam, karenanya hubungan anggota satu dengan anggota yang lain agak renggang, tidak seintensif seperti pada kelompok primer. Hubungan pada kelompok sekunder lebih bersifat formal, objektif, atas dasar logis rasional, kurang bersifat kekeluargaan, sedangkan pada kelompok primer hubungannya justru sebaliknya, lebih bersifat informal, subjektif, atas dasar perasaan dan dasar kekeluargaan.
Ciri-ciri kelompok yaitu :
1.         Terdapat dorongan(motiv) yang sama pada individu-individu yang menyebabkan tejadinya interksi kearah tujuan yang sama.
2.          Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu individu yang satu denga yanng lain berdasarkan reaksi-reaksi dan kecakapan-kecakapan yang berbeda antara individu yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu lambat laun mulai terbentuk pembagian tugas  serta struktur tugas tugas tertentu dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan yang sama itu. Sementara itu mulai pula terbentuk norma-norma yang khas dalam interaksi kelompok kearah tujuannya sehingga mulai terbentuk kelompok  sosial dengan ciri-ciri khas.
3.         Pembentukan dan penegasan struktur  kelompok yang jelas dan terdiri atas peranan-peranan dan kedudukan yang lambat laun berkembang dalam usaha pencapaian tujuannya.
4.         Terjadinya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok
2.2           Proses Dan Pembentukan Kelompok
Kelompok ialah suatu keadaan yang dialami oleh seseorang dengan alasan untuk mengelompokan dirinya dengan sesamanya untuk mencapai suatu tujuan bersama, dan dengan tujuan itu mungkin tak dapat dicapai sendiri dengan usahanya. Adapun dasar-dasar pembentukan kelompok yaitu:
Ø  Dasar psikologis
Ø  Dasar pedagogis
Yakni bahwa dengan terbentuknya kelompok dapat ditingkatkan taraf perkembanganya kepribadian seseorang. Dengan adanya hubungan timbal balik dalam kelompok maka prestasi idividu dapat ditingkatkan. Misalnya Rasa malu menjadi berani, sifat malas menjadi rajin akibat disiplin keleompok yang terlatih
Ø  Dasar didaktis
Kelompok memiliki nilai didaktis, yang sebagi alat  untuk menjadi perantara, penyampaian materi yang baru kepada anggota, dan melalui kerja kelompok anggota dapat menguasai suatu materi dengan jalan diskusi, sosial jawab secara singkat, melengkapi dan sebagainya.
Dalam sebuah kelompok terdapat norma-norma tingkah laku yang khas antara anggota kelompok yang mana diharapkan dari semua anggota kelompok dalam kedaan yang berhubungan  dengan kehidupan dan tujuan interaksi kelompok, dengan norma kelompok memberi pedoman mengenai tingkah laku mana dan sampai batas mana masih dapat diterima oleh kelompok dan tingkah laku anggota yang mana tidk diperbolehkan lagi oleh kelompok.
2.3     Manfaat Kelompok Bagi Individu
Seseorang bergabung dalam kelompok, tentunya mempunyai maksud tertentu. Seseorang akan bergabung dengan kelompok tertentu jika kelompok tersebut dirasakan memberikan mamfaat bagi individu tersebut.Meski kelompok bisa membatasi independensi individu, namun individu di manapun tetap saja menjadi anggota kelompok tertentu. Ini karena kelompok memberikan mamfaat bagi individu. Menurut Burn (2004), kelompok memiliki 3 manfaat, yaitu:
1.         Kelompok memenuhi keinginan individu untuk merasa berarti dan dimiliki. Adanya kelompok membuat individu merasa tidak sendirian, ada oprang lain yang membutuhkan dan menyayangi.
2.         Kelompok sebagai sumber identitas diri. Individu yang tergabung didalam kelompok bisa mendefinisikan dirinya, ia menggali dirinya sebagai anggota suatu kelompok, dan bertingkahlaku sesuai norma kelompok itu.
3.         Kelompok sebagai sumber informasi tentang dunia dan tentang diri kita. Adanya orang lain, dalam hal ini kelompok, bisa memberi kita informasi tentang banyak hal, termasuk tentang siapa diri kita.
Selain itu ada mamfaat lain yang cukup mendasar yang membuat individu betah dalam berkelompok, yakni dukungan untuk mencapai tujuan individu. Dengan berkelompok, individu akan merasa dan mengharapkan bantuan dari aggota kelompok lainnya, setidaknya dukungan untuk mencapai hal tersebut.
2.4      Alasan Individu Bergabung Di Dalam Kelompok
Vaughan dan Hogg (2005) mengemukakan beberapa alasan individu menjadi anggota suatu kelompok :
1.         Proksimitas. Individu cenderung bergabung dengan individu lain yang berdekatan.
2.         Kesamaan minat,sikap,atau keyakinan. Individu-individu yang punya minta atau keyakinan yang sama cenderung berkelompok.
3.         Saling tergantung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Adanya tujuan bersama menyebabkan beberapa individu bergabung dalam satu kelompok.
4.         Dukungan timbal balik yang positif (mutual positive support) dan kenikmatan berafiliasi.Kelompok bisa memberi dukungan yang positif  kepada individu serta membuat individu merasa memiliki afiliasi.
5.         Dukungan emosional. Kelompok juga bisa memberi dukungan emosional untuk para anggotanya.
6.         Identitas Sosial. Keanggotaan individu di dalam kelompok membuat individu memiliki identitas.
2.5           Komponen Utama Kelompok
Kelompok memiliki struktur.Struktur kelompok ini dapat mempengaruhi tingkah laku individu yang menjadi anggotanya atau individu lain di luar kelompok.Struktur kelompok terdiri atas :
1.      Peran
Menurut Baron dkk.2008 Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan untuk dilakukan oleh individu (atau kelompok individu) yang menempati posisi tertentu di dalam grup. Sedangkan Menurut Vaughan & Hogg.2005 Peran adalah dirancang dengan spesifik untuk membedakan di antara orang-orang dalam grup untuk kebaikan grup itu secara keseluruhan.Membantu untuk menjelaskan tanggung jawab dan kewajiban anggota grup.
Maka dapat disimpulkan bahwa peran adalah serangkaian tingkah laku yang dijalankan dan atau diharapkan dijalankan oleh anggota kelompok yang memiliki posisi tertentu di dalam kelompok sehingga membedakan ia dari anggota lain yang memiliki posisi berbeda.
Peran muncul karena kelompok terdiri dari kumpulan individu yang punya fungsi berbeda-beda,sesuai dengan posisinya.Dengan demikian peran berfungsi untuk membedakan anggota kelompok berdasarkan tanggung jawab masing-masing.Peran juga membantu menciptakan lingkungan yang stabil dan memberi informasi tentang apa yang seharusnya dilakukan di dalam kelompok serta tentang siapa kita di dalam kelompok dalam hubungannya dengan anggota lain.
Konflik peran : kondisi ketika berbagai tuntutan di dalam peran seseorang yang bertentangan (intraperan) atau ketika tuntutan dari berbagai peran yang dimiliki seseorang saling bertentangan satu sama lain(antar peran) (Burn, 2004).
2.         Status
Status adalah posisi seorang anggota kelompok di dalam hierarki kelompok berdasarkan prestasi,penghormatan,atau keistimewaan yang membedakan dirinya dengan anggota lain di dalam kelompok.
Status terjadi karena adanya perbedaan peran di dalam kelompok.Ada peran-peran yang pemegangnya lebih dihormati dibandingkan yang lain.Status terdiri atas dua jenis,yaitu status yang diwariskan (ascribed status) dan status yang diusahakan (achieved status).Status yang diwariskan adalah status yang diberikan kepada individu karena ia memiliki karakteristik yang menurut kelompok berharga dan prestisius.Sedangkan status yang diusahakan diperoleh individu karena ia melakukan sesuatu yang penting dalam mencapai tujuan kelompok atau berkorban untuk kelompok.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan diraihnya status tinggi seseorang di dalam kelompok menurut penelitian (Vaughan dan Hogg,2005;Baron dkk,2008) :
·           Ukuran tubuh.Laki-laki dan perempuan yang lebih tinggi cenderung dipilih menjadi pemimpin.
·           Memiliki atribut-atribut yang penting bagi kelompok,baik sifat maupun penampilan,atau atribut lain seperti jenis kelamin,etnisitas,dan pekerjaan.
·           Usia.Anggota yang senior,lebih besar kemungkinannya memegang status yang tinggi.
·           Kemampuan individu dalam menangani tugas kelompok dan berinisiatif melakukan sesuatu yang menguntungkan kelompok.
3.         Komunikasi di dalam Kelompok
Komunikasi di dalam kelompok biasanya membentuk jejaring yang menentukan siapa berkoordinasi dengan siapa.Jejaring komunikasi bisa terpusat (centralized) atau tersebar (decentralized).Jejaring komunikasi terpusat terbentuk ketika anggota kelompok harus menghubungi seorang tokoh sentral untuk berkomunikasi dengan anggota lain.Sedangkan jejaring komunikasi tersebar terbentuk ketika informasi mengalir di antara anggota kelompok tanpa harus melalui tokoh sentral.
Komunikasi juga bisa berbentuk secara formal dan informal.Jejaring komunikasi formal dirancang dan disediakan oleh kelompok,seperti memo internal dan rapat mingguan.Sementara jejaring komunikasi informal adalah jejaring komunikasi yang tidak resmi,seperti grapevine(saluran tempat berlalu-lalang gosip,rumor dan informasi tidak resmi lainnya).
Iklim Komunikasi di dalam Kelompok
Selain struktur komunikasi,iklim komunikasi juga berperan penting dalam mempengaruhi tingkah laku anggota kelompok.Iklim komunikasi dapat bersifat suportif(kooperatif) dan defensif(kompetitif).Jika iklim komunikasi yang berkembang membuat anggota kelompok merasa bebas untuk berkomunikasi secara jujur dan komunikasi ditujukan untuk membahas kerja kelompok,maka berarti iklim komunikasi suportif tengah berlangsung.Sedangkan jika iklim komunikasi yang berkembang membuat anggota kelompok saling tidak percaya,dan saling bersaing,maka iklim komunikasi defensif sedang berlangsung di dalam kelompok itu.
4.         Norma
Norma adalah aturan yang disepakati bersama tentang apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan oleh anggota kelompok.Norma memiliki beberapa fungsi (Burn, 2004) :
·           Mengatur tingkah laku anggota kelompok sehingga kelompok dapat berfungsi secara efisien dalam mencapai tujuan.
·           Mengurangi ketidakpastian karena individu tahu apa yang diharapkan dari dirinya di dalam kelompok.
·           Membedakn kelompok dengan kelompok lain,termasuk anggota kelompok dengan nonanggota,sehingga memudahkan terbentuknya identitas kelompok.
5.         Kohesivitas Kelompok
Kohesivitas kelompok adalah faktor-faktor yang dimiliki kelompok yang membuat anggota kelompok tetap menjadi anggota sehingga terbentuklah kelompok.Kohesivitas penting bagi kelompok karena ia yang menyatukan beragam anggota menjadi satu kelompok.Festinger,Schachter,dan Back (1950) mengemukakan bahwa kohesivitas dipengaruhi oleh kemenarikan kelompok dan anggotanya serta sejauh mana kelompok bisa memenuhi kebutuhan atau tujuan individu.Terbentuknya kohesivitas selanjutnya akan memengaruhi tingkah laku anggota,sperti melanjutkan keanggotaan di dalam kelompok serta patuh pada norma kelompok.
6.         Sosialisasi Kelompok
Sosialisasi kelompok adalah bagaiman kelompok berubah dari waktu ke waktu karena anggotanya berinteraksi sehingga terjadi perubahan struktur hubungan dan peran di dalam kelompok.
Model perkembangan kelompok dasar dari Tuckman (1965) :
1)        Forming (orientasi)
2)        Storming (konflik)
3)        Norming (struktur)
4)        Performing (bekerja)
5)        Adjourning (bubar)

2.6     Pengaruh Kelompok Terhadap Tingkah Laku Individu
Ø  Pemalasan sosial ( social loafing)
Di dalam kelompok,individu juga dapat mengalami pemalasan sosial dimana individu menjadi ‘malas’ ketika berada di dalam kelompok.Kelompok membuat motivasi dan usaha individu berkurang.Fenomena ini terjadi pada berbagai konteks dan tugas.Ada beberapa penyebab pemalasan sosial yang dikemukakan para ahli,antara lain Geen (1991) yang mengemukakan tiga sebab berikut :
1.        Output Equity.Pemalasan sosial terjadi karena anggota kelompok beranggapan bahwa anggota kelompok cenderung bermalas-malasan sehingga mereka mengira teman sekelompok mereka juga bermalas-malasan.Akibatnya,mereka pun bermalas-malasan supaya sama.
2.        Evaluation Apprehension.Pemalasan sosial terjadi karean identitas individu menjadi tersamar(anonim) ketikas berada dalam kelompok.
3.        Matcing to Standard.Pemalasan sosial terjadi karena tidak tersedia standar yang jelas untuk membandingkan performa individu.
Ø  Free-rider effect
Free rider adalah orang yang mengambil untung dengan menggunakan fasilitas atau sumber daya milik umum,namun ia tidak mau berkontribusi untuk merawatnya.Perbedaan antara free-rider effect dengan social loafing adalah ada tidaknya kontribusi individu untuk kelompok.Pada social loafing,individu masih berkontribusi meski sedikit.Sedangkan free-rider sama sekali tidak memberi sumbangan apapun untuk kelompok.
Ø  Mengurangi pemalasan sosial dan free-rider effect
1.        Membuat hasil kerja individual dapat segera dikenali.Kelompok atau pemimpin harus mebuat mekanisme evaluasi yang mengikutsertakan hasil kerja individu anggota kelompom sebagai bahan evaluasi.Selain itu harus dibuat standar performa yang jelas sebagai acuan kerja individu maupun kelompok.
2.        Meningkatkan komitmen orang untuk sukses bersama.
3.        Menegaskan nilai pentingnya tugas yang dikerjakan.
4.        Membentuk pandangan bahwa yang dikerjakan setiap orang adalah unik,bukan sekedar ‘pengulangan’ atau hal yang serupa tapi dikerjakan oleh orang lain.








    
BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Kelompok ialah “as two or more people who interact with and influence one other”, yakni satu atau dua orang yang anggotanya saling berinteraksi satu dengan yang lain, dan karenanya saling mempengaruhi. Kelompok mempunyai ciri-ciri, yaitu tujuan, struktur, dan  groupness. Macam-macam  kelompok yaitu  kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok juga ada dasar-dasar pembentukan kelompok, yaitu:
Ø    Dasar psikologis
Ø    Dasar pedagogis
Ø    Dasar didaktis
Dalam kelompok juga terdapat norma kelompok yaitu, pedoman-pedoman yang mengatur perilaku atau perbuatan anggota kelompok, norma berada dan berlaku dalam kelompok yang bersangkutan. Kelompok dengan caranya sendiri dapat mempengaruhi individu, biasanya dengan norma atau aturan-aturan yang ada di dalamnya. Kadang  terbesit di kepala kita untuk  melakukan  sesuatu, hanya saja  karena terbentur  aturan dalam masyarakat (kelompok masyarakat) kita  mengurungkan  niat. Kemudian apa yang terjadi  kalau  kita tidak mengindahkan aturan dalam kelompok? Kemungkinan yang  sering  terjadi adalah  dikucilkan dari kelompok. Namun melalui norma inilah, kelompok dapat membentuk keteraturan di dalamnya  untuk  menjaga stabilitas  kelompok  dan keamanan anggotanya.





DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu,  Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta), 1999
Faturochman, Pengantar Psikologi Sosial, ( Yogyakarta: Pustaka), 2006
Gerungan, Psikologi Sosial,( Bandung: Refika Aditama), 2004
Sears, David O, dkk ( alih bahasa, Michael Adryanto), Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga), 1994
Walgito, Bimo, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi), 2002
Sarwono , W . Sarlito.,dan Meinarno, A. Eko. 2009. Psikologi Sosial . Jakarta : Salemba  Humanika