PSIKOLOGI UMUM 2
“ Stress”
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Merry Aristha
Kelas : PS 11
NIM : 12181004
Fakultas : Psikologi
Kata
Pengantar
Segenap rasa puji syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah diberikan bagi kami sehingga kami dapat termotivasi dan
diberikan kesehatan untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah Psikologi Umum
2 tentang Stress
Kami Menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna
tidak terlepas dari kekurang. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari dosen pembimbing mata kuliah, teman,
maupu pembaca lainnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dan bagi setiap yang membacanya.
Palembang, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul …………………………………………………………….…... i
Kata
Pengantar
................................................................................................... ii
Daftar
Isi
.............................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
.............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang
............................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan
penulisan ………………………………………….……. 2
BAB
II
PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1 Definisi Stress ……..……………………….…………….…… 3
2.2 Model Stress ………………………..……………..………..…. 5
2.3
Jenis – Jenis Stress ……………….………...……………….…. 6
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Stress
…………….…..……….…. 6
2.5 Gejala
Stress ……………….…..……….……………………… 8
2.6
Akibat dari Stress …………………………………….……..…. 9
2.7
Cara Mengatasi Stress …………………………………………. 11
BAB
III PENUTUP…………………………………………………………. 13
3.1
Kesimpulan ……………………………………………………… 13
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di zaman globalisasi ini teknologi
dan ilmu pengetahuan semakin berkembang pesat di seluruh dunia, dimana
masyarakat semakin disibukkan dengan aktifitas kerja yang padat dan harus dapat
memenuhi segala tuntutan kehidupan. Di masa ini seseorang dituntut lebih kepada
suatu pekerjaan agar dapat mendapatkan hasil yang memuaskan dan efisien. Dalam
hal memenuhi tuntutan pekerjaan inilah setiap individu atau seseoarang dapat
mengalami suatu keadaan psikologis yang sering terjadi kepada setiap orang,
keadaan ini disebut “Stress”. Disini saya menerangkan dan menjelaskan tentang
apa itu Stress mulai dari gejala, jenisnya, faktor-faktor dan akibat yang
ditimbulkan bila seorang individu mangalami stress. Saya akan mengulas sedikit
apa itu stress ?
Stress dapat diartikan sebagai suatu
kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan
dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
Berbicara soal stress pastilah
setiap individu di dunia ini pernah mengalaminya. Apalagi di zaman ini yang
semuanya serba instan dan banyak sekali tuntutan pastilah seorang individu
mudah sekali terseranf stress itu sendiri. Entah itu akibat lingkungan,
pekerjaan atau organisasi ataupun dari individu itu sendiri. Dengan adanya
makalah ini saya ingin berbagi informasi kepada masyarakat tentang stress
secara luas , agar masyarakat tahu dan mengerti serta dapat mendapat wawasan
baru.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah
melihat pernyataan diatas muncul pertanyaan di benak penulis yaitu :
1.
Apakah Stress itu?
2.
Bagaimana Jenis – Jenis Stress?
3.
Apakah Faktor yang Mempengaruhi Stress ?
4.
Bagaimana Akibat Dari stress ?
1.3 Tujuan
penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui Definisi dari Stress
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis stress
3. Untuk
mengetahui factor yang mempengaruhi stress
4. Untuk
mengetahui akibat dari stress
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Stress
Manusia
dalam hidupnya tidak pernah lepas dari masalah. Jika hal tersebut dirasakan
menekan, mengganggu dan mengancam maka keadaan ini dapat disebut stress.
Menurut beberapa ahli terdapat
beberapa devinisi stress diantaranya :
1.
Stress
adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan
kondisi seseorang (Handoko, 1997:200). Stress yang terlalu besar dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
2.
Stress
adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada
peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan
oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress
adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri,
sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
3.
Menurut
Robbins (2001:563) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk
mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
4.
Menurut
Korchin (1976), keadaan stress muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa
atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integrasi seseorang.
5.
Richard
Bugelski dan Anthony M Graziano (1980) menyatakan bahwa stres adalah suatu
istilah umum yang digunakan psikolog-psikolog untuk menunjukkan ketegangan
seseorang karena tidak mampu mengatasi tuntutan-tuntutan atau tekanan-tekanan
sekelilingnya
6.
Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu
keadaan psikologis individu yang disebabkan kerena individu dihadapkan pada
situasi internal dan eksternal. Sedangkan menurut Korchin (1976) keadaan stres
muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam
kesejahteraan atau integritas seseorang. Stres tidak hanya kondisi yang menekan
seseorang ataupun keadaan fisik atau psikologis seseorang maupun reaksinya
terhadap tekanan tadi, akan tetapi stres adalah keterkaitan antara ketiganya
(Prawitasari, 1989). Karena banyaknya definisi mengenai stres, maka Sarafino
(1994) mencoba mengkonseptualisasikan ke dalam tiga pendekatan, yaitu :
ü Stimulus
Keadaan atau situasi dan
peristiwa yang dirasakan mengancam atau membahayakan yang menghasilkan perasaan
tegang disebut sebagai stressor. Beberapa ahli yang menganut pendekatan
ini mengkategorikan stresor menjadi tiga :
a.
Peristiwa katastropik, misalnya angin tornado
atau gempa bumi.
b. Peristiwa
hidup yang penting, misalnya kehilangan pekerjaan atau orang yang dicintai.
c. Keadaan
kronis, misalnya hidup dalam kondisi sesak atau bising.
ü Respon
Respon adalah reaksi sesorang terhadap
stresor. Untuk itu dapat diketahui dari dua komponen yang saling berhubungan,
yaitu komponen psikologis dan komponen fisiologis.
a.
Komponen psikologis, seperti perilaku, pola
pikir dan emosi
b.
Komponen fisiologis, seperti detak jantung,
mulut yang mongering (sariawan), keringat dan sakit perut.
Kedua respon tersebut disebut dengan strain atau
ketegangan.
ü Proses
Stres sebagai suatu proses terdiri dari
stesor dan strain ditambah dengan satu dimensi penting yaitu hubungan antara
manusia dengan lingkungan. Proses ini melibatkan interaksi dan
penyesuaian diri yang kontinyu, yang disebut juga dengan istilah transaksi
antar manusia dengan lingkungan, yang didalamnya termasuk perasaan yang dialami
dan bagaimana orang lain merasakannya.
2.2 Model Stress
Cox ( dalam Crider dkk, 1983)
mengemukakan 3 model stress yaitu :
1.
Respone-
based model
Stress model ini mengacu sebagai
sekelompok gangguan kejiwaan dan respon-respon psikis yang timbul pada situasi
sulit. Dimana model ini mencoba untuk mengidentifikasikan pola-pola kejiwaan
dan respon-respon kejiwaan yang diukur pada lingkungan yang sulit. Pusat
perhatian dari model ini adalah bagaimana stressor yang berasal dari peristiwa
lingkungan yang berbeda-beda dapat menghasilkan respon stress yang sama.
Stresor kehidupan modern ini diantaranya.
:
a. Berbagai fluktuasi ekonomi dan
segala akibatnya ( menciutnya anggaran rumah tangga , pengangguran dan
lain-lain ).
b. Perceraian, keretakan rumah tangga
akibat konflik ,kekecewaan dan sebagainya
c. Persaingan yang keras dan tidak
sehat.
d. Diskriminasi dan segala macam
keterkaitannya akan membawa pengaruh yang menghambat perkembangan individu dan
kelompok.
e. Perubahan sosial yang cepat apabila
tiadak diimbangi dengan penyusuaian etika dan moral konvisional ynag memadai
akan terasa ancaman. Dalam kondisi terburuk nilai materikalistik akan
mendominasi nilai moral spiritual yang akan menimbulkan benturan konflik yang
mungkin sebagian terungkap, sedangkan sebagian lainnya menjadi beban perasaan
individu atau kelompok.
2.
Stimulus
–based model
Model stress ini memusatkan
perhatian pada sifat-sifat stimuli stress. Tiga karakteristik penting dari
stimuli area adalah :
a. Overload
Diukur ketika sebuah stimulus dating
secara intens dan individu tidak dapat mengadaptasi lebih lama lagi
b. Conflict
Diukur ketika sebuah stimulus secara
stimulant membangkitkan dua atau lebih respon-respon yang tidak berkesesuaian.
c. Uncontrollability
Adalah peristiwa-peristiwa dari
kehidupan tang bebas/ tidak tergantung pada perilaku dimana pada situasi ini
menunjukan tingkat stress yang tinggi.
3.
Intercational
model
Model ini merupakan perpaduan dari
Respone- based model dan Stimulus –based model . dimana pada model ini lebih
menekankan ke dalam bagaimana mengatasi stress.
2.3 Jenis – Jenis Stress
Quick dan
Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
1. Eustress, yaitu hasil dari respon
terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat
membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi
yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan
tingkat performance yang tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon
terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat
merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi
seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang
tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Stress
Kondisi-kondisi yang cenderung
menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh
hanya satu stressors, biasanya seseorang mengalami stress karena kombinasi
stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat
menyebabkan timbulnya stress yaitu:
1.
Faktor
Lingkungan.
Keadaan lingkungan yang tidak
menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang
tidak sehat terhadap seseorang. Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang
dapat menimbulkan stress yaitu politik, ekonomi, dan teknologi. Perubahan yang
sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat
seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya
perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi
akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir
semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat
dengan adanya teknologi yang digunakannya.
2.
Faktor
Organisasi.
Didalam organisasi terdapat beberapa
faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands,
organizational structure dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
· Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam
pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan
seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam
suatu organisasi tersebut.
· Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang
diciptakan oleh seseorang lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang
tidak jelas antara seseorang satu dengan seseorang lainnya akan dapat menyeba
bkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi
terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan
sikap dan pemikiran antara satu orang dengan yang lainnya.
· Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan
dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak
jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi
kinerja seseorang dalam organisasi.
· Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan
dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin
menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik
pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara
langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang
hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.
Empat faktor organisasi di atas juga
akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari
tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu
pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam
mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana
semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima
sebagai sesuatu yang tidak pasti tetapi penting (Robbins, 2001:563).
3.
Faktor
Individu.
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam
hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik
pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan
menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut
dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung
dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup
bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan
seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat
menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang
tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap
pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
2.5 Gejala Stress
Ada beberapa gejala stress yang ada
namun ada 20 gejala utama stress yang tiba-tiba muncul dan tidak diketahui
sebabnya, diantaranya :
1.
Jantung
sering berdebar tanpa sebab diketaui
2.
Berkeringat-dingi
atau merasa menggigil
3.
Ke
toilet lebih sering dari biasanya
4.
Mulut
terasa kering
5.
Sakit/
nyeri di perut bagian atas
6.
Mudah
lelah walaupun mengerjakan pekerjaan yang ringan
7.
Merasa sakit
seluruh otot badan yang tidak biasa
8.
Sakit
kepala tanpa sebab
9.
Mudah
tersinggung,
10. Kurang rasa humor
11. Kurang selera terhadap makanan,
kesenangan ataupun seks
12. Makan terlalu banyak atau terlalu
sedikit tanpa disadari
13. Kurang punya waktu
menjalankan hobi/ kebiasaan
14. Merasa tidak mampu mengatasi
permasalahan apapun”
15. Kurang tertarik berkomunikasi dengan
orang lain, selalu menghindar
16. Kurang percaya terhadap
penampilan diri
17. Merasa segala sesuatu tidak berguna
18. Selalu merasa kehilangan dan sedih
19. Pelupa
20. Sulit tidur, tidur tidak nyaman dan
mudah terbangun, bangun merasa tidak segar
2.6
Akibat
dari Stress
Stres menampakkan diri dengan berbagai
cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin
mengalami tekanan darah tinggi, seriawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat
keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap
kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.
Pengaruh gejala stres biasanya
berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa stres dapat
menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan
napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala.
Stres yang berkaitan dengan
pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan.
Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres.
Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya,
ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka
menunda-nunda pekerjaan.
Gejala stres yang berkaitan dengan
perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan
perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok,
konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan
waktu tidur. Ada banyak riset yang menyelidiki hubungan stres-kinerja. Pola
yang paling banyak dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan
U-terbalik. Logika yang mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai
menengah merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi. Pola
U-terbalik ini menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan
terhadap perubahan dalam intensitas stres.
Stres pada Setiap Periode Kehidupan
1.
Stres
pada Masa Bayi
Situasi
stres yang umumnya dialami oleh bayi merupakan pengaruh lingkungan yang tidak
ramah (unfamiliar) dan adanya keharusan bagi bayi untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan atau peraturan orang tua. Pada proses penyesuaian diri inilah
bayi sering mengalami stres karena kemampuan penyesuaian diri bayi terhadap
tuntutan tersebut tidak berlangsung secara otomatis, tetapi melalui proses yang
tidak jarang menimbulkan kesulitan.
2.
Stres pada Masa Anak
Stres
pada anak-anak biasanya bersumber dari keluarga, sekolah, atau teman mainnya.
Dalam keluarga yang “broken home” misalnya, atau keluarga miskin, anak-anak
cepat sekali merasa stres terhadap perubahan-perubahan yang tidak
dikehendakinya. Dalam lingkungan sekolah, anak yang tidak naik kelas, atau
bermasalah dengan teman-temannya, akan cepat stres dan stres yang terjadi pada
masa ini, sangat berpengaruh terhadap masa depannya.
3.
Stres pada Masa Remaja
Sumber
utama terjadinya stres pada masa ini adalah konflik atau pertentangan antara
dominasi peraturan dan tuntutan orang tua dengan kebutuhan remaja untuk bebas
atau Independence dari peraturan
tersebut. Gejala-gejala umum tentang kesulitan remaja dalam menyesuaikan diri
ini antara lain membolos, bersikap keras kepala, berbohong, dan lain
sebagainya.
4.
Stres
pada Masa Dewasa
Banyak
faktor terjadinya stres pada masa dewasa, di antaranya adalah gagal pernikahan,
ketidakharmonisan keluarga, kehilangan pekerjaan, ketidakpuasan dalam hubungan
seks, perselingkuhan, keadaan hamil, dan lain sebagainya. Stres pada masa ini
sangat berisiko mengakibatkan penyakit beruntun.
2.7
Cara
Mengatasi Stress
1.
Lakukan
pemijitan tubuh (body massage), karena pemijitan baik sekali untuk relaksasi
dan penormalan tekanan darah. Setelah pemijitan, anda akan mengalami perbaikan
kualitas tidur yang tentu saja akan memulihkan lebih baik keletihan anda.
2.
Berolahraga
teratur merupakan hal yang sangat penting dalam memerangi stress. Berolahraga
akan memobilisasi otot-otot kita, mempercepat aliran darah dan membuka
paru-paru untuk mangambil lebih banyak oksigen. Dampaknya anda akan memperoleh
tidur yang lebih nyenyak dan kesehatan yang lebih baik.
3.
Lakukan
hobi anda, seperti memancing, mendaki gunung atau apapun yang anda senangi.
Anda bisa juga melakukan petualangan yang belum pernah anda alami sebelumnya
seperti berarung jeram misalkan.
Melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini dapat menghilangkan pikiran yang menyebabkan stress.
Melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini dapat menghilangkan pikiran yang menyebabkan stress.
4.
Banyak
asumsi yang mengatakan bahwa bir, anggur atau whiskey dapat menghilangkan
stress. Pada kenyataannya, air putih lah yang dapat menghilangkan stress.
Penelitian menunjukkan bahwa minum segelas atau 2 gelas anggur memang dapat
menyebabkan kita relax saat itu, tetapi setelah efek alkoholnya hilang, stress
kemungkinan besar akan membangunkan anda di tengah malam. Dengan banyak minum
air putih akan membantu memulihkan tubuh kita dari kekurangan cairan, karena
kekurangan cairan dapat menimbulkan keletihan.
5.
Lakukan
meditasi. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa alat yang sangat ampuh dalam
mengatasi stress adalah meditasi. Meditasi sangat membantu membersihkan pikiran
kita dan meningkatkan konsentrasi. Telah terbukti bahwa meditasi selama 15
menit sama dengan kita beristirahat selama 1 jam. Meskipun anda hanya melakukan
meditasi selama 2 menit, tetap akan cukup membantu.
Meditasi akan sangat membantu anda melupakan hal-hal yang dapat menyebabkan stress.
Meditasi akan sangat membantu anda melupakan hal-hal yang dapat menyebabkan stress.
6.
Ketika
seseorang mengalami stress, suatu reaksi yang alamiah jika orang tersebut kemudian
melampiaskannya dengan mengkonsumsi banyak makanan. Perlu anda ketahui bahwa
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dapat meningkatkan
kadar insulin di dalam tubuh, dimana insulin ini dapat membuat tubuh menjadi
cepat lelah dan mood anda menjadi jelek.
7.
Jika
tubuh kita sedang lelah, tidak mudah bagi kita dalam mengendalikan stress.
Tidak cukup tidur akan mempengaruhi keseluruhan hari kita, dan biasanya kita
mengalami hari yang buruk karena kurang tidur menyebabkan kita tidak dapat
berkonsentrasi dan melihat suatu permasalahan lebih buruk dari yang seharusnya.
Tidur yang baik bagi orang dewasa adalah 7 jam sehari
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
stres adalah
segala suatu kondisi berupa perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis, kognitif,
dan perilaku sebagai penyesuaian diri individu ketika mengalami tekanan karena
dihadapkan pada suatu kesenjangan antara kebutuhan dengan kenyataan sehingga
tercipta suatu kondisi ketidak seimbangan, beberapa tahapan terhadap stress
dapat ditandai dengan semangat kerja besar dan berlebihan, penglihatan tajam
tidak seperti biasanya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari
biasanya, namun tanpa disadari cadangan energy dihabiskan disertai rasa gugup
yang berlebihan, merasa senang dengan pekerjaan itu dan semakin bertambah
semangat (tahap 1). Merasa letih saat bangun pagi, merasa mudah lelah setelah makan
siang, lekas merasa capai menjelang sore hari, sering mengeluh lambung atau
perut yang tidak nyaman, detakan jantung lebih keras dari biasanya, otot-otot
punggung dan tengkuk terasa tegang, tidak bisa santai (pada tahap 2). Gangguan
lambung dan usus semakin terasa, misalnya keluhan maag dan diare, tegangan
otot-otot semakin terasa, perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional
yang semakin meningkat, gangguan pola tidur. Keadaan stress muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa ataupun
terlalu banyak yang mengancam kesejahteraan atau integritas individu.
jenis stres ada dua, yaitu: Eustress,
yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif (bersifat membangun) dan Distress, yaitu hasil dari respon terhadap
stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak).
DAFTAR PUSTAKA
·
Buku Psikologi Umum 2
·
http://ekodageink.blogspot.com/2012/10/pengertian-stres-dalam-psikologi.html
·
Wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar