PSIKOLOGI SOSIAL
“ Individu Dalam
Kelompok”
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Merry Aristha
Kelas : PS 11
NIM : 12181004
Fakultas : Psikologi
Kata
Pengantar
Segenap rasa puji syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah diberikan bagi kami sehingga kami dapat termotivasi dan
diberikan kesehatan untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang
psikologi social uang bertema Individu Dalam Kelompok.
Kami Menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna
tidak terlepas dari kekurang. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari dosen pembimbing mata kuliah, teman,
maupu pembaca lainnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dan bagi setiap yang membacanya.
Palembang, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul …………………………………………………………….…... i
Kata
Pengantar
................................................................................................... ii
Daftar
Isi
.............................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
.............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang
............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah
....................................................................... 1
1.3 Tujuan
penulisan ………………………………………….……. 1
BAB
II
PEMBAHASAN................................................................................ 2
2.1 Definisi
Kelompok ………………………….…………….…… 2
2.2 Proses dan Pembentukan Kelompok………………..………..…. 3
2.3 Manfaat Kelompok Bagi
Inividu …………...……………….…. 4
2.4 Alasan Kelompok Bergabung Didalam Individu
…..……….…. 5
2.5 Komponen
Utama Kelompok …..……….……………………… 5
2.6
Pengaruh Kelompok Terhadap Tingkah Laku
Individu ……..…. 9
BAB
III PENUTUP…………………………………………………………. 10
3.1
Kesimpulan ……………………………………………………… 10
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kita semua adalah anggota kelompok
yang pengaruhnya sangat besar dalam hidup. Kebutuhan akan kelompok semakin hari
semakin nyata. Terbukti bahwa makin banyak organisasi yang tumbuh. Disamping
makin banyak jumlahnya, juga makin spesifik, baik dalam bentuk maupun aktifitas
dan tujuannya.
Kelompok adalah agregat sosial dimana
anggota-anggota yang saling tergantung, dan setidak-tidaknya memiliki potensi
untuk melakukan interaksi satu sama lain. Dengan demikian, mempelajari kelompok
akan sangat berguna untuk memahami perilaku sosial.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah
melihat pernyataan diatas muncul pertanyaan di benak penulis yaitu :
1.
Apakah Pengertian Dari Kelompok ?
2.
Apakah Manfaat Kelompok Bagi Individu ?
3.
Apakah Alasan Individu Bergabung Didalam
Individu ?
4.
Bagaimana Pengaruh Kelompok Terhadap
Tingkah Laku Individu ?
1.3 Tujuan
penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui Pengertian Dari Kelompok
2. Untuk
mengetahui Manfaat Kelompok Bagi Individu
3. Untuk
mengetahui Alasan Individu Bergabung Didalam Individu
4. Untuk
mengetahui Pengaruh Kelompok Terhadap Tingkah Laku Individu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kelopok
Dalam kehidupan dapat kita amati dalam masyarakat
terdapat adanya kelompok-kelompok tertentu yang jumlahnya sangat banyak,
kelompok satu dengan lainnya berbeda. Menurut Show (1979) kelompok ialah
“as two or more people who interact with and influence one other”, yakni
satu atau dua orang yang anggotanya saling berinteraksi satu dengan yang lain,
dan karenanya saling mempengaruhi. Menurut Baron,Branscombe,&Byrne kelompok yaitu Sekumpulan
orang yang merasa terikat dalam unit koheren pada beberapa tingkatan. Menurut
Vaughan & Hogg Kelompok yaitu Dua orang atau lebih yang berbagi definisi
dan evaluasi yang serupa tentang diri mereka dan bersikap berdasarkan definisi
tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut,dapat disimpulkan bahwa di
dalam kelompok mempunyai hal-hal berikut :
1.
Sekelompok
orang (dua atau lebih)
2.
Mempersepsi
dan dipersepsi sebagai satu kesatuan
3.
Ada
interaksi antaranggota
4.
Ada
saling ketergantungan satu sama lain
5.
Memiliki
tujuan bersama
6.
Anggota
kelompok merasa dirinya sebagai bagian dari kelompok
Kelompok mempunyai
ciri-ciri, yaitu tujuan, struktur, dan groupness. Macam-macam kelompok,
antara lain:
1.
Kelompok primer
Kelompok primer ialah kelompok yanng
mempunyai interkasi sosial yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara
anggota satu dengan yang lain cukup baik. Kelompok ini juga sering disebut face
to face group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan kelompok lain,
sehingga para anggota kelompok satu sering bertemu dengan kelompok yang lain,
sehingga para anggota kelompok salinng kenal mengenal dengan baik. Misal
keluarga, kelompok belajar.
2.
Kelompok
sekunder
Kelompok sekunder ialah
kelompok yang mempunyai interaksi yang kurang mendalam bila
dibandingkan dengan kelompok primer. Hubungan antara anggota satu dengan yang
kurang mendalam, karenanya hubungan anggota satu dengan anggota yang lain agak
renggang, tidak seintensif seperti pada kelompok primer. Hubungan pada kelompok
sekunder lebih bersifat formal, objektif, atas dasar logis rasional, kurang
bersifat kekeluargaan, sedangkan pada kelompok primer hubungannya justru
sebaliknya, lebih bersifat informal, subjektif, atas dasar perasaan dan dasar
kekeluargaan.
Ciri-ciri kelompok yaitu :
1.
Terdapat dorongan(motiv) yang sama pada
individu-individu yang menyebabkan tejadinya interksi kearah tujuan yang sama.
2.
Terdapat
akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu individu yang satu
denga yanng lain berdasarkan reaksi-reaksi dan kecakapan-kecakapan yang berbeda
antara individu yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu lambat laun mulai
terbentuk pembagian tugas serta struktur tugas tugas tertentu dalam usaha
bersama untuk mencapai tujuan yang sama itu. Sementara itu mulai pula terbentuk
norma-norma yang khas dalam interaksi kelompok kearah tujuannya sehingga mulai
terbentuk kelompok sosial dengan ciri-ciri khas.
3.
Pembentukan dan penegasan
struktur kelompok yang jelas dan terdiri atas peranan-peranan dan
kedudukan yang lambat laun berkembang dalam usaha pencapaian tujuannya.
4.
Terjadinya penegasan dan peneguhan
norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan
kegiatan kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok
2.2
Proses Dan Pembentukan Kelompok
Kelompok ialah
suatu keadaan yang dialami oleh seseorang dengan alasan untuk mengelompokan
dirinya dengan sesamanya untuk mencapai suatu tujuan bersama, dan dengan tujuan
itu mungkin tak dapat dicapai sendiri dengan usahanya. Adapun dasar-dasar
pembentukan kelompok yaitu:
Ø Dasar
psikologis
Ø Dasar pedagogis
Yakni bahwa dengan terbentuknya
kelompok dapat ditingkatkan taraf perkembanganya kepribadian seseorang. Dengan
adanya hubungan timbal balik dalam kelompok maka prestasi idividu dapat
ditingkatkan. Misalnya Rasa malu menjadi berani, sifat malas menjadi rajin
akibat disiplin keleompok yang terlatih
Ø Dasar didaktis
Kelompok memiliki nilai didaktis, yang
sebagi alat untuk menjadi perantara, penyampaian materi yang baru kepada
anggota, dan melalui kerja kelompok anggota dapat menguasai suatu materi dengan
jalan diskusi, sosial jawab secara singkat, melengkapi dan sebagainya.
Dalam sebuah kelompok terdapat norma-norma tingkah laku
yang khas antara anggota kelompok yang mana diharapkan dari semua anggota
kelompok dalam kedaan yang berhubungan dengan kehidupan dan tujuan
interaksi kelompok, dengan norma kelompok memberi pedoman mengenai tingkah laku
mana dan sampai batas mana masih dapat diterima oleh kelompok dan tingkah laku
anggota yang mana tidk diperbolehkan lagi oleh kelompok.
2.3 Manfaat Kelompok Bagi Individu
Seseorang bergabung dalam kelompok,
tentunya mempunyai maksud tertentu. Seseorang akan bergabung dengan kelompok
tertentu jika kelompok tersebut dirasakan memberikan mamfaat bagi individu
tersebut.Meski kelompok bisa membatasi independensi individu, namun individu di
manapun tetap saja menjadi anggota kelompok tertentu. Ini karena kelompok
memberikan mamfaat bagi individu. Menurut Burn (2004), kelompok memiliki 3
manfaat, yaitu:
1.
Kelompok
memenuhi keinginan individu untuk merasa berarti dan dimiliki. Adanya kelompok
membuat individu merasa tidak sendirian, ada oprang lain yang membutuhkan dan
menyayangi.
2.
Kelompok
sebagai sumber identitas diri. Individu yang tergabung didalam kelompok bisa
mendefinisikan dirinya, ia menggali dirinya sebagai anggota suatu kelompok, dan
bertingkahlaku sesuai norma kelompok itu.
3.
Kelompok
sebagai sumber informasi tentang dunia dan tentang diri kita. Adanya orang
lain, dalam hal ini kelompok, bisa memberi kita informasi tentang banyak hal,
termasuk tentang siapa diri kita.
Selain itu ada mamfaat lain yang
cukup mendasar yang membuat individu betah dalam berkelompok, yakni dukungan
untuk mencapai tujuan individu. Dengan berkelompok, individu akan merasa dan
mengharapkan bantuan dari aggota kelompok lainnya, setidaknya dukungan untuk
mencapai hal tersebut.
2.4 Alasan Individu Bergabung Di Dalam
Kelompok
Vaughan
dan Hogg (2005) mengemukakan beberapa alasan individu menjadi anggota suatu
kelompok :
1.
Proksimitas.
Individu cenderung bergabung dengan individu lain yang berdekatan.
2.
Kesamaan
minat,sikap,atau keyakinan. Individu-individu yang punya minta atau keyakinan
yang sama cenderung berkelompok.
3.
Saling
tergantung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Adanya tujuan bersama
menyebabkan beberapa individu bergabung dalam satu kelompok.
4.
Dukungan
timbal balik yang positif (mutual positive support) dan kenikmatan
berafiliasi.Kelompok bisa memberi dukungan yang positif kepada individu serta membuat individu merasa
memiliki afiliasi.
5.
Dukungan
emosional. Kelompok juga bisa memberi dukungan emosional untuk para anggotanya.
6.
Identitas
Sosial. Keanggotaan individu di dalam kelompok membuat individu memiliki
identitas.
2.5
Komponen
Utama Kelompok
Kelompok memiliki struktur.Struktur kelompok ini dapat
mempengaruhi tingkah laku individu yang menjadi anggotanya atau individu lain
di luar kelompok.Struktur kelompok terdiri atas :
1. Peran
Menurut
Baron dkk.2008 Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan untuk
dilakukan oleh individu (atau kelompok individu) yang menempati posisi tertentu
di dalam grup. Sedangkan Menurut Vaughan & Hogg.2005 Peran adalah dirancang
dengan spesifik untuk membedakan di antara orang-orang dalam grup untuk
kebaikan grup itu secara keseluruhan.Membantu untuk menjelaskan tanggung jawab
dan kewajiban anggota grup.
Maka
dapat disimpulkan bahwa peran adalah serangkaian tingkah laku yang dijalankan
dan atau diharapkan dijalankan oleh anggota kelompok yang memiliki posisi
tertentu di dalam kelompok sehingga membedakan ia dari anggota lain yang
memiliki posisi berbeda.
Peran
muncul karena kelompok terdiri dari kumpulan individu yang punya fungsi
berbeda-beda,sesuai dengan posisinya.Dengan demikian peran berfungsi untuk
membedakan anggota kelompok berdasarkan tanggung jawab masing-masing.Peran juga
membantu menciptakan lingkungan yang stabil dan memberi informasi tentang apa
yang seharusnya dilakukan di dalam kelompok serta tentang siapa kita di dalam kelompok
dalam hubungannya dengan anggota lain.
Konflik
peran : kondisi ketika berbagai tuntutan di dalam peran seseorang yang
bertentangan (intraperan) atau ketika tuntutan dari berbagai peran yang
dimiliki seseorang saling bertentangan satu sama lain(antar peran) (Burn, 2004).
2.
Status
Status
adalah posisi seorang anggota kelompok di dalam hierarki kelompok berdasarkan
prestasi,penghormatan,atau keistimewaan yang membedakan dirinya dengan anggota
lain di dalam kelompok.
Status
terjadi karena adanya perbedaan peran di dalam kelompok.Ada peran-peran yang
pemegangnya lebih dihormati dibandingkan yang lain.Status terdiri atas dua
jenis,yaitu status yang diwariskan (ascribed
status) dan status yang diusahakan (achieved
status).Status yang diwariskan adalah status yang diberikan kepada individu
karena ia memiliki karakteristik yang menurut kelompok berharga dan
prestisius.Sedangkan status yang diusahakan diperoleh individu karena ia
melakukan sesuatu yang penting dalam mencapai tujuan kelompok atau berkorban
untuk kelompok.
Faktor-faktor
yang berhubungan dengan diraihnya status tinggi seseorang di dalam kelompok
menurut penelitian (Vaughan dan Hogg,2005;Baron dkk,2008) :
·
Ukuran
tubuh.Laki-laki dan perempuan yang lebih tinggi cenderung dipilih menjadi
pemimpin.
·
Memiliki
atribut-atribut yang penting bagi kelompok,baik sifat maupun penampilan,atau
atribut lain seperti jenis kelamin,etnisitas,dan pekerjaan.
·
Usia.Anggota
yang senior,lebih besar kemungkinannya memegang status yang tinggi.
·
Kemampuan
individu dalam menangani tugas kelompok dan berinisiatif melakukan sesuatu yang
menguntungkan kelompok.
3.
Komunikasi
di dalam Kelompok
Komunikasi di dalam kelompok biasanya membentuk jejaring
yang menentukan siapa berkoordinasi dengan siapa.Jejaring komunikasi bisa
terpusat (centralized) atau tersebar (decentralized).Jejaring komunikasi
terpusat terbentuk ketika anggota kelompok harus menghubungi seorang tokoh
sentral untuk berkomunikasi dengan anggota lain.Sedangkan jejaring komunikasi
tersebar terbentuk ketika informasi mengalir di antara anggota kelompok tanpa
harus melalui tokoh sentral.
Komunikasi juga bisa berbentuk secara formal dan
informal.Jejaring komunikasi formal dirancang dan disediakan oleh
kelompok,seperti memo internal dan rapat mingguan.Sementara jejaring komunikasi
informal adalah jejaring komunikasi yang tidak resmi,seperti grapevine(saluran
tempat berlalu-lalang gosip,rumor dan informasi tidak resmi lainnya).
Iklim Komunikasi di dalam Kelompok
Selain struktur komunikasi,iklim komunikasi juga berperan
penting dalam mempengaruhi tingkah laku anggota kelompok.Iklim komunikasi dapat
bersifat suportif(kooperatif) dan defensif(kompetitif).Jika iklim komunikasi
yang berkembang membuat anggota kelompok merasa bebas untuk berkomunikasi secara
jujur dan komunikasi ditujukan untuk membahas kerja kelompok,maka berarti iklim
komunikasi suportif tengah berlangsung.Sedangkan jika iklim komunikasi yang
berkembang membuat anggota kelompok saling tidak percaya,dan saling
bersaing,maka iklim komunikasi defensif sedang berlangsung di dalam kelompok
itu.
4.
Norma
Norma adalah aturan yang disepakati bersama tentang apa yang
seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan oleh anggota kelompok.Norma memiliki
beberapa fungsi (Burn, 2004) :
·
Mengatur
tingkah laku anggota kelompok sehingga kelompok dapat berfungsi secara efisien
dalam mencapai tujuan.
·
Mengurangi
ketidakpastian karena individu tahu apa yang diharapkan dari dirinya di dalam
kelompok.
·
Membedakn
kelompok dengan kelompok lain,termasuk anggota kelompok dengan
nonanggota,sehingga memudahkan terbentuknya identitas kelompok.
5.
Kohesivitas
Kelompok
Kohesivitas kelompok adalah faktor-faktor yang dimiliki
kelompok yang membuat anggota kelompok tetap menjadi anggota sehingga
terbentuklah kelompok.Kohesivitas penting bagi kelompok karena ia yang
menyatukan beragam anggota menjadi satu kelompok.Festinger,Schachter,dan Back
(1950) mengemukakan bahwa kohesivitas dipengaruhi oleh kemenarikan kelompok dan
anggotanya serta sejauh mana kelompok bisa memenuhi kebutuhan atau tujuan
individu.Terbentuknya kohesivitas selanjutnya akan memengaruhi tingkah laku
anggota,sperti melanjutkan keanggotaan di dalam kelompok serta patuh pada norma
kelompok.
6.
Sosialisasi
Kelompok
Sosialisasi kelompok adalah bagaiman kelompok berubah dari
waktu ke waktu karena anggotanya berinteraksi sehingga terjadi perubahan
struktur hubungan dan peran di dalam kelompok.
Model perkembangan kelompok dasar dari Tuckman (1965) :
1)
Forming
(orientasi)
2)
Storming
(konflik)
3)
Norming
(struktur)
4)
Performing
(bekerja)
5)
Adjourning
(bubar)
2.6
Pengaruh
Kelompok Terhadap Tingkah Laku Individu
Ø Pemalasan
sosial ( social loafing)
Di dalam kelompok,individu juga dapat mengalami pemalasan
sosial dimana individu menjadi ‘malas’ ketika berada di dalam kelompok.Kelompok
membuat motivasi dan usaha individu berkurang.Fenomena ini terjadi pada
berbagai konteks dan tugas.Ada beberapa penyebab pemalasan sosial yang
dikemukakan para ahli,antara lain Geen (1991) yang mengemukakan tiga sebab
berikut :
1.
Output
Equity.Pemalasan sosial terjadi karena anggota kelompok beranggapan bahwa
anggota kelompok cenderung bermalas-malasan sehingga mereka mengira teman
sekelompok mereka juga bermalas-malasan.Akibatnya,mereka pun bermalas-malasan
supaya sama.
2.
Evaluation
Apprehension.Pemalasan sosial terjadi karean identitas individu menjadi
tersamar(anonim) ketikas berada dalam kelompok.
3.
Matcing
to Standard.Pemalasan sosial terjadi karena tidak tersedia standar yang jelas
untuk membandingkan performa individu.
Ø Free-rider
effect
Free rider
adalah orang yang mengambil untung dengan menggunakan fasilitas atau sumber
daya milik umum,namun ia tidak mau berkontribusi untuk merawatnya.Perbedaan
antara free-rider effect dengan social loafing adalah ada tidaknya kontribusi
individu untuk kelompok.Pada social loafing,individu masih berkontribusi meski
sedikit.Sedangkan free-rider sama sekali tidak memberi sumbangan apapun untuk
kelompok.
Ø Mengurangi
pemalasan sosial dan free-rider effect
1.
Membuat
hasil kerja individual dapat segera dikenali.Kelompok atau pemimpin harus mebuat
mekanisme evaluasi yang mengikutsertakan hasil kerja individu anggota kelompom
sebagai bahan evaluasi.Selain itu harus dibuat standar performa yang jelas
sebagai acuan kerja individu maupun kelompok.
2.
Meningkatkan
komitmen orang untuk sukses bersama.
3.
Menegaskan
nilai pentingnya tugas yang dikerjakan.
4.
Membentuk
pandangan bahwa yang dikerjakan setiap orang adalah unik,bukan sekedar
‘pengulangan’ atau hal yang serupa tapi dikerjakan oleh orang lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kelompok ialah “as
two or more people who interact with and influence one other”, yakni satu
atau dua orang yang anggotanya saling berinteraksi satu dengan yang lain, dan
karenanya saling mempengaruhi. Kelompok
mempunyai
ciri-ciri, yaitu tujuan, struktur, dan groupness. Macam-macam kelompok
yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok juga ada
dasar-dasar pembentukan kelompok, yaitu:
Ø Dasar psikologis
Ø Dasar pedagogis
Ø Dasar didaktis
Dalam
kelompok juga terdapat norma kelompok yaitu, pedoman-pedoman
yang mengatur perilaku atau perbuatan anggota kelompok, norma berada dan
berlaku dalam kelompok yang bersangkutan. Kelompok dengan caranya sendiri dapat
mempengaruhi individu, biasanya dengan norma atau aturan-aturan yang ada di
dalamnya. Kadang terbesit di kepala kita untuk melakukan
sesuatu, hanya saja karena terbentur aturan dalam masyarakat
(kelompok masyarakat) kita mengurungkan niat. Kemudian apa yang
terjadi kalau kita tidak mengindahkan aturan dalam kelompok?
Kemungkinan yang sering terjadi adalah dikucilkan dari
kelompok. Namun melalui norma inilah, kelompok dapat membentuk keteraturan di
dalamnya untuk menjaga stabilitas kelompok dan keamanan
anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Psikologi
Sosial, (Jakarta: Rineka
Cipta), 1999
Faturochman,
Pengantar Psikologi Sosial, ( Yogyakarta: Pustaka), 2006
Gerungan, Psikologi Sosial,( Bandung:
Refika Aditama), 2004
Sears,
David O, dkk ( alih bahasa, Michael Adryanto), Psikologi Sosial, (Jakarta:
Erlangga), 1994
Walgito, Bimo, Psikologi
Sosial, (Yogyakarta:
Andi), 2002
Sarwono
, W . Sarlito.,dan Meinarno, A. Eko. 2009. Psikologi Sosial . Jakarta :
Salemba Humanika